Peta sebaran asap dampak karhutla. (BMKG)
SIARAN.CO.ID, PEKANBARU- Berdasarkan data terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Sabtu (19/7/2025) update pukul 16.00 WIB, Riau menjadi penyumbang titik panas (hotspot) terbanyak di Pulau Sumatera dengan total 294 titik dari 440 hotspot yang terdeteksi.
Jumlah ini meningkat dari sebelumnya 259 titik, dan Riau juga menjadi penyumbang terbanyak untuk hotspot yang dapat berdampak pada kebakaran hutan dan lahan.
Berita terkait: https://siaran.co.id/news/detail/760/riau-dikepung-259-titik-panas
Dari angka 440 hotspot dan Riau mencatat angka 294 yang terdeteksi 19 Juli angka tersebut jauh melampaui provinsi lain seperti Sumatera Utara (98 hotspot), Sumatera Barat (28), Sumatera Selatan (10), Jambi (6), Aceh (1), dan Kepulauan Riau (3).
Dari 294 hotspot di Riau, wilayah paling terdampak adalah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dengan 175 titik panas. Disusul Rokan Hulu (69), Pelalawan (13), Kampar (11), Siak (12), Dumai (8), Bengkalis (4), Kepulauan Meranti (1), dan Kuantan Singingi (1). Dan untuk hal ini Ibu kota provinsi Riau, Kota Pekanbaru masih aman, hanya menerima dampak saja.
Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran terhadap risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang bisa memperburuk kualitas udara serta mengganggu aktivitas masyarakat.
Baca juga:
https://sites.google.com/view/info-cuaca-dan-hotspot/cuaca-dan-hotspot/info-hotspot-sore
Prakirawan BMKG Pekanbaru, Putri Santy S, menyampaikan visibilitas atau jarak pandang udara di sejumlah wilayah di Riau mulai mengalami penurunan. Di Pekanbaru dan Pelalawan tercatat jarak pandang hanya 9 kilometer, Rengat 8 kilometer, dan Tambang masih relatif baik di angka 10 kilometer.
Peningkatan jumlah hotspot ini perlu segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait untuk mencegah meluasnya kebakaran. Selain itu, masyarakat juga diimbau tidak membuka lahan dengan cara membakar dan tetap waspada terhadap dampak kabut asap yang dapat mengganggu kesehatan.(srn1)