Sayed Abubakar Kritik Gubernur Riau Soal Klaim Proyek Kabel Bawah Laut

Rabu, 11 Juni 2025

Sayed Abubakar Assegaf. (Instagram/@sayedassegaf)

SIARAN.CO.ID, PEKANBARU- Tokoh masyarakat Riau, yang juga mantan anggota komisi VII DPR RI, Sayed Abubakar Assegaf, melayangkan kritikan terhadap Gubernur Riau yang baru-baru ini mengklaim keberhasilan membawa proyek kabel bawah laut PLN sebagai prestasi pribadi.

Menurut Sayed, klaim tersebut mengabaikan fakta historis dan teknis di balik proyek jangka panjang tersebut.

“Jangan bungkus rencana lama PLN sebagai keberhasilan politik hari ini,” tegas Sayed.

Berita terkait:

https://siaran.co.id/news/detail/705/listrik-tidak-bisa-diabaikan-listrik-motor-penggerak-ekonomi

Ia menyebut proyek kabel bawah laut yang menghubungkan sistem kelistrikan antarwilayah bukanlah hasil lobi mendadak, melainkan bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030 yang telah dirancang dan dibahas bertahun-tahun sebelumnya.

Menurutnya, proyek ini sempat tertunda bukan karena kurangnya dukungan politik, tetapi karena kendala anggaran dan kompleksitas teknis. Maka ketika proyek itu mulai direalisasikan, publik seharusnya diberikan informasi yang utuh, bukan narasi sepihak yang menyederhanakan proses panjang tersebut.

“Ini bukan prestasi baru. Jangan klaim seolah semuanya lahir dari satu pertemuan dengan direksi PLN. Pembangunan infrastruktur kelistrikan memerlukan studi kelayakan, AMDAL, izin lintas kementerian, hingga persetujuan multiyears. Itu bukan sesuatu yang bisa dicapai semalam,” ungkapnya.

Baca juga:

https://siaran.co.id/news/detail/706/tak-miliki-jukir-resmi-46-minimarket-di-surabaya-disegel

Sayed juga menyoroti ketimpangan antara klaim dan realitas. Ia mencontohkan kondisi kelistrikan di Pekanbaru yang menurutnya masih memprihatinkan.

Pemadaman listrik, kata dia, masih menjadi rutinitas yang menyulitkan masyarakat, bahkan di kawasan perkotaan.

“Kalau memang proyek besar sudah berhasil dibawa masuk, mengapa Pekanbaru masih padam 3–4 kali seminggu? Kabel di laut boleh menyala, tapi jika rumah rakyat tetap gelap, itu belum bisa disebut keberhasilan,” kritiknya lugas.

Ia mengingatkan bahwa keberhasilan bukan diukur dari narasi, melainkan dari dampak nyata yang dirasakan publik. Menurutnya, rakyat saat ini tidak membutuhkan euforia politik, tetapi kepastian layanan dasar seperti listrik yang stabil.

Baca juga:

https://siaran.co.id/news/detail/702/ibeck-kritik-gubernur-riau-bolakbalik-jakarta-dinilai-pemborosan

Lebih jauh, Sayed memperingatkan agar para pemimpin tidak membangun harapan semu. Narasi prestasi yang belum sepenuhnya terbukti, kata dia, berisiko menciptakan kekecewaan kolektif di kemudian hari.

“Kalau narasinya terus digoreng, nanti publik kecewa karena tidak sesuai realita. Politik jangan jadi panggung ilusi. Yang dibutuhkan rakyat adalah terang, bukan tepuk tangan,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Sayed menyampaikan pesan yang kuat namun bernas: hentikan praktik mengklaim hasil kerja masa lalu sebagai pencapaian pribadi.

“Fokuslah pada menyelesaikan masalah dasar seperti kestabilan listrik di kota dan desa, sebelum membangun mimpi di dasar laut,” pungkasnya.(siaran.co.id/*3)