SIARAN.CO.ID, JAKARTA — Musyawarah Nasional (Munas) Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) tahun 2025 yang digelar di Jakarta pada Rabu (25/6/2025) berlangsung panas.
Mengusung tema "Satu Hati Satu Tujuan", forum yang seharusnya menjadi ajang demokratis dan sportif ini justru diwarnai kericuhan hingga berujung pada kebuntuan atau deadlock.
Baca juga:
https://siaran.co.id/news/detail/722/pemilu-nasional-dan-pemilu-lokal-diselenggarakan-terpisah
Munas Pertina ini agenda utamanya untuk memilih Ketua Umum Pertina periode 2025–2029. Dua kandidat yang bersaing adalah Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak dan Dr Hillary Brigitta Lasut (HBL). Namun, proses pemilihan tidak berjalan mulus akibat suasana yang memanas dan dinamika sidang yang tidak kondusif.
Ketua Pertina Provinsi Riau, Doan Samuel Nababan, menyayangkan situasi tersebut. Ia menilai semangat sportivitas dalam dunia olahraga tidak tercermin dalam pelaksanaan munas.
"Ini dunia olahraga, harusnya menjunjung tinggi nilai sportivitas. Sangat disayangkan, suasana malah ricuh karena ulah segelintir pihak yang mengaku pendukung HBL," ujar Doan menceritakan Munas, Jumat (27/6/2025).
Menurutnya, pihak-pihak yang memicu keributan bahkan tidak dikenal di lingkungan tinju amatir.
"Kenapa harus membawa massa yang tidak pernah terlihat dalam dunia tinju? Apakah ini bentuk sportivitas? Sampai ada pengerahan massa segala," ujarnya dengan nada kecewa.
Baca juga:
Ia juga menyinggung adanya tekanan dari oknum pendukung salah satu kandidat (HBL) kepada pimpinan sidang yang akhirnya terpaksa mengikuti kehendak mereka.
"Ayolah bersikap dewasa, jangan menggiring opini yang tidak benar," tambahnya.
Doan mengungkapkan bahwa tanda-tanda kebuntuan sudah terlihat sejak pagi hari. Pembahasan tata tertib dari pagi hingga malam menjadi pemicu utama kegagalan forum mencapai keputusan.
Situasi kian runyam saat muncul seorang penyusup yang mengaku sebagai perwakilan Bangka Belitung, padahal delegasi resmi dari provinsi tersebut sudah hadir lengkap.

"Penyusup itu membuat suasana makin gaduh. Padahal Ketua Pertina Bangka Belitung dan Ketua Harian-nya hadir langsung dalam forum. Ini kan aneh," kata Doan.
Dengan berakhirnya munas dalam kondisi deadlock, masa depan kepengurusan Pertina pusat masih menjadi tanda tanya. Doan berharap segera ada solusi.
"Kita tentu berharap agar organisasi olahraga tertua ini segera menemukan solusi damai dan demokratis demi kemajuan tinju amatir di Indonesia," harapnya mengakhiri.(srn3)